Meskipun pasar bearish adalah kondisi yang agak rumit bagi para trader, bahkan dalam situasi seperti itu, trader berpengalaman selalu menemukan cara untuk meraih profit. Untuk memaksimalkan pendapatan selama pasar bearish, investor sering kali menggunakan teknik seperti:
1. Short Selling.
Short selling adalah strategi trading yang melibatkan peminjaman sekuritas, barang, atau mata uang dengan tujuan untuk menjualnya dengan harga lebih rendah di masa depan.
Di masa depan, ketika harga saham, barang, atau mata uang turun, trader membeli aset pinjaman dengan harga lebih rendah, menutup posisi short, dan memperoleh profit yang signifikan.
2. Membeli Saham Defensif.
Strategi ini sering digunakan oleh pelaku pasar saham untuk mengurangi risiko. Investor memperoleh saham dari perusahaan yang menghasilkan produk yang selalu diminati konsumen terlepas dari situasi ekonomi. Mereka sering kali adalah produsen produk makanan, barang konsumsi, dan obat-obatan, dengan kata lain, segala sesuatu yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Selama pasar bearish, perusahaan yang memproduksi barang-barang tersebut cenderung memiliki kinerja terbaik.
3. Diversifikasi.
Diversifikasi portofolio investasi berarti mendistribusikan modal investor ke dalam saham, mata uang digital, logam mulia, dan instrumen lainnya. Tidak semua aset dapat turun dengan signifikan dalam waktu bersamaan. Memperluas jangkauan aset dapat membantu meminimalkan risiko dengan signifikan dan memperlancar volatilitas portofolio. Penting untuk dipahami bahwa diversifikasi tidak menjamin trader 100% terlindung dari kerugian.
Jenis portofolio ini menggabungkan aset digital yang andal dan berisiko. Hasilnya, memiliki tingkat risiko yang moderat, dan pertumbuhan modal secara keseluruhan dengan pendekatan investasi ini juga moderat.
Pasar bearish sering kali memiliki karakteristik yang dapat menjadi ciri khasnya. Berikut beberapa di antaranya:
1. Pasar bearish sering kali mencerminkan penurunan perekonomian secara umum (penurunan produksi, kenaikan pengangguran, perlambatan PDB, penurunan kinerja perusahaan) dan terjadi selama resesi.
2. Katalis yang kuat terhadap tren penurunan pasar sering kali disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Misalnya, pembatasan terbaru yang diberlakukan oleh pemerintah Tiongkok terhadap aset digital menyebabkan penurunan signifikan di pasar cryptocurrency.
3. Pasar bearish tidak sama dengan koreksi. Pada periode koreksi, aset biasanya turun 10-20% dibandingkan dengan nilai tertinggi baru-baru ini dalam jangka waktu hingga dua bulan. Koreksi dapat dianggap sebagai dorongan jangka pendek yang diperlukan untuk mendinginkan pasar yang terlalu panas. Sedangkan tren bearish merupakan proses jangka panjang yang dapat berlangsung dari dua bulan hingga beberapa tahun.
4. Jika rahasia utama meraih profit di pasar bullish adalah menjual aset dengan harga lebih tinggi daripada harga belinya, maka tidak ada strategi perilaku yang jelas di pasar bearish. Hal ini karena sangat sulit untuk memprediksi awal tren menurun. Tanggal pasti kapan harga menjadi bearish hanya diketahui secara retrospektif, yaitu ketika siklus bearish telah berakhir.
5. Lazimnya, perilaku investor pada saat pasar bearish dibagi menjadi optimis dan pesimis. Trader yang optimis membeli aset dengan harapan pertumbuhan pasar dan keuntungan, sementara orang yang pesimis dengan aktif menjual, mengharapkan penurunan. Keadaan pasar secara keseluruhan bergantung pada keseimbangan sentimen di antara keduanya: semakin banyak harapan akan mendorong pertumbuhan pasar, semakin banyak ketakutan akan menyebabkan penurunan.